Nikmatnya ber”islam” di Finlandia – sebuah testimoni dan laporan dari kawasan 65 degrees North

Ulasan ini saya hadirkan untuk melengkapi paparan yang telah dibawakan oleh kawan saya dari PPI Finlandia, mbak Zenith Purisha, yang mengangkat sebuah kisah bertajuk “Nikmatnya Puasa Seharian di Finlandia” (Nikmatnya Puasa Seharian di Finlandia). Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba “menaikkan helicopter” kita, membawa para pembaca sekalian untuk melihat kehidupan Islam di Finlandia, dari sudut pandang yang lebih luas lagi. Artikel ini akan mengulas secara umum pengalaman dan pengamatan saya pribadi sebagai salah seorang muslim yang hidup di negara  Fennoscandia/Fenno-Scandinavia berpenduduk sekitar 5,5 juta jiwa ini. Ya! Fennoscandia merupakan terminologi geografis dan geologis yang lebih tepat disematkan untuk Finlandia, karena tidak seperti Skandinavia, Fennoscandia meliputi Finlandia, Karelia, dan Kola Peninsula; dan tidak pula seperti Nordic countries, Fennoscandia tidak mencakup Denmark, Iceland, dan Greenland. Sebagai negara dengan luas wilayah peringkat delapan terbesar di Eropa ini, Finlandia sering dikenal sebagai negara yang memiliki “sistem pendidikan” terbaik di Eropa (bahkan mungkin dunia). Selain itu, Finlandia juga dinobatkan sebagai one of the world’s most peaceful, competitive, and livable countries (Newsweek.com, Fundforpeace.org, Prosperity.com). Negara ini terletak di kawasan Eropa utara, beriklim humid and cool semi-continental climate, dimana karakter iklimnya bercirikan musim panas yang hangat, dan musim dingin yang membeku, dengan rentang suhu udara bervariasi antara sekitar -30 sampai 28 derajat celcius.

Negara yang beribukota di Helsinki ini menggunakan bahasa nasional Finnish/Suomi sebagai bahasa pengantar utama (90%), dan bahasa Swedia sebagai bahasa kedua (5,4%). Namun penguasaan masyarakatnya terhadap bahasa Inggris pada umumnya cukup baik, terutama di kalangan kawula muda, pelajar, dan pekerja di perusahaan-perusahaan yang berskala internasional. Sekitar 78 persen penduduknya menganut agama Kristen (Evangelical Lutheran), 1,1 % menganut Kristen ortodoks, 1,5 % lain-lain (Islam, Yahudi, dll.), serta sisanya lagi sebesar 20 % tidak memiliki afiliasi agama apapun. Data ini diambil pada tahun 2011 (Sumber: Wikipedia). Dengan demikian, bisa dikatakan, Islam menjadi agama minoritas di sini, dengan jumlah penganut sebesar 50.000 – 60.000 jiwa, yang sebagian besar tersebar di kawasan selatan Finlandia (Helsinki dan sekitarnya). Tercatat, ada sekitar 18 masjid tersebar di Finlandia (Peta Persebaran Masjid di Finlandia) yang sebagian besar merupakan bangunan “bukan-masjid” yang dialihfungsikan menjadi sebuah masjid untuk pelaksanaan kegiatan keislaman komunitas muslim di wilayah tersebut. Masjid Oulu

Secara historis, Islam mulai masuk ke Finlandia pada tahun 1870 – 1920, ketika imigran muslim The Baltic Tatars (asal Turki) yang berprofesi sebagai pedagang dan tentara membawa anggota keluarga mereka dan mulai menghuni kawasan Finlandia. Asosiasi muslim Finlandia (Finnish Islamic Association) pertama kali terbentuk pada tahun 1925, namun pada waktu itu, komunitas tersebut hanya menerima orang-orang yang berkebangsaan Tatar atau Turki sebagai anggotanya. Saat ini, terdapat sekitar 1.000 orang anggota jamaah muslim Tatar.  Kemudian, gelombang kedua imigran muslim mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan pada awal tahun 1990-an, yang diikuti dengan pendirian masjid dan komunitas yang cukup pesat pada tahun-tahun berikutnya. Sehingga akhirnya pada tahun 1996, kelompok ini bersama-sama membentuk suatu komunitas muslim baru yang lebih “kooperatif” yang dinamakan: The Federation of Islamic Organizations in Finland.

Ada puluhan komunitas muslim independen yang berdiri di Finlandia. Komunitas tertua adalah Finnish Islamic Association (milik suku bangsa Tatar) yang dibangun pada tahun 1925, dan memiliki anggota sebesar 700 orang Tatar. Komunitas tersebut memiliki masjid di daerah Helsinki, Tampere, dan Lahti. Satu-satunya masjid yang berdiri sebagai bangunan tersendiri terletak di Jarvenpaa.  Selain itu, komunitas lain yang dinamakan The Islamic Society of Finland dibangun pada tahun 1987, dan beranggotakan umat islam berkebangsaan Arab, juga muslim Finlandia. Komunitas ini memiliki mesjid dan sekolah Alquran di Helsinki. Kemudian ada pula The Helsinki Islamic Center yang saat ini merupakan komunitas terbesar beranggotakan 2000 orang. Dan masih banyak lagi puluhan komunitas muslim lainnya di area Helsinki, termasuk beberapa di antaranya yang tidak terdaftar secara resmi. Sementara itu, untuk di kawasan Finlandia utara, tempat dimana saya bermukim saat ini, terdapat komunitas muslim yang dinamakan The Islamic Society of Northern Finland, yang memiliki sebuah masjid berlokasi di pusat kota Oulu (sekitar 6 km jaraknya dari tempat tinggal saya di kawasan University of Oulu kampus Linnanmaa), dan beranggotakan sekitar 600 orang. Bahasa yang digunakan sebagai pengantar di komunitas-komunitas muslim tersebut cukup beragam, namun biasanya menggunakan bahasa Arab, Inggris, dan Finnish serta beberapa Somalia. Etnis berbahasa Somalia menempati peringkat pertama sebagai etnis muslim terbanyak yang menempati Finlandia (sekitar 12.000 jiwa), diikuti oleh etnis Arab (9.600 jiwa), Albania (6.800 jiwa), Turki (5.000 jiwa) dan Persia (4.500 jiwa) berdasarkan data Statistic Finland, tahun 2009.

Sebagai satu-satunya negara Nordic yang tidak memiliki raja dalam struktur pemerintahannya, Finlandia memberikan kebebasan beragama yang cukup toleran kepada seluruh warga negaranya. Sehingga secara umum, dapat dikatakan, kehidupan berislam di Finlandia, kendatipun merupakan agama minoritas di sini, namun kita sebagai umat islam dapat menjalankan ibadah kita dengan cukup leluasa. Sejauh pengamatan dan pengalaman saya selama ini, tidak ada peraturan yang ‘membatasi’ ruang gerak kita sebagai kaum minoritas di sini. Setiap muslim di sini bebas menyelenggarakan ibadah shalat jumat (tanpa pengeras suara keluar), shalat ied, “berjenggot”, berhijab sempurna bagi para muslimah, dan relatif mudah dalam mendapatkan bahan makanan halal. Di Oulu saja, setidaknya terdapat dua toko halal yang menjual bahan makanan yang dijamin halal, terutama daging sapi, kambing dan ayam, baik beku maupun olahan, beras, kacang-kacangan, minyak, saus, kecap, kurma, madu, minuman ringan, snacks, biskuit, sayur mayur, dan lain-lain. Disamping itu, sebagai salah satu penghasil ikan salmon terbesar di dunia, umat islam di sini dapat menjadikan penganan berbahan ikan ”dan saudara-saudaranya” sebagai alternatif asupan makanan yang terjamin kehalalannya.

Lalu apa saja aktivitas komunitas muslim di Finlandia? Sangat beragam! Selama di Oulu, saya merasakan pengalaman mulai dari penyelenggaraan ibadah shalat jumat setiap minggunya, penyelenggaraan shalat ied dua kali setahun (biasanya menumpang/menyewa aula berkapasitas mumpuni untuk menampung jamaah yang lebih banyak), pengurusan pemakaman muslim (ada satu blok khusus pemakaman muslim di Oulu), Ifthar (Berbuka Puasa) bersama setiap hari Ahad (di Oulu) dan Tarawih setiap harinya, pengumpulan dan distribusi qurban dan zakat fitrah, kajian mingguan (Alquran, bahasa arab, pengajian muslimah, dll.), penyelenggaraan nikah secara islam, bahkan piknik bersama seluruh keluarga muslim di Oulu. Sumber pendanaan operasional masjid dan komunitas muslim di sini adalah swadaya para jama’ah, maupun donatur dari beberapa lembaga dan perseorangan. Piknik Muslim Oulu ke Virpiniemi (16.08.2012)

Terakhir, beberapa hal mengenai keunikan ber”Islam” di Finlandia, diantaranya: 1) Shalat Jumat super kilat di musim dingin (winter), dimana jarak antara waktu Zuhur dan Ashar hanya terpaut 10 menit saja; 2) Berpuasa super panjang mulai dari 18-22,5 jam sehari untuk tahun ini, karena Ramadhan jatuh pada musim panas. (bisa tengok artikel sebelah juga: Puasa 43 Jam di Finlandia Bahkan mungkin pada Ramadhan berikutnya, boleh jadi akan jatuh pada puncak musim panas, yang di Oulu, jarak antara Maghrib dan Shubuhnya cukup terpaut 30 menit saja, tanpa ada lagi kegelapan malam yang berarti. MashaAllah. Maha besar Allah atas segala ciptaanNya; 3) Pelaksanaan shalat jenazah outdoor di musim dingin (suhu saat itu di kisaran minus 27-30 derajat celcius). Setelah salam, tidak sedikit jamaah yang kurang “well-costumed” berlarian bubar tunggang langgang menuju gedung terdekat mencari ‘kehangatan’, termasuk penulis berdarah tropis ini. 4) Kekeluargaan dan persaudaraan yang sangat erat. Pertama kali saya menginjakkan kaki di masjid Oulu, dalam keadaan belum makan siang dengan mata yang memancarkan ”aura kelaparan”, saya disuguhi makanan nasi goreng, ikan salmon goreng, roti, dan softdrink oleh seorang saudara seiman dari Somalia. Ya, Somalia! Negara yang saat ini masih berkecamuk konflik dan perang. MasyaAllah. Selain itu, saya pun dihadiahi sebuah cincin batu akik dari seorang muslim Finlandia yang pernah tinggal beberapa bulan di Indonesia, setelah perkenalan yang singkat. Dan masih banyak lagi pengalaman indah tak terlupakan yang saya alami dan rasakan selama saya tinggal dan berislam di sini. Alhamdulillah. Itulah kenapa, saya katakan di awal, Betapa nikmatnya ber”islam” di Finlandia. Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran atas kemudahan yang Allah limpahkan pada hambaNya, di negara ini. Selamat berpuasa, dan salam hangat dari kami, saudaramu seiman di Finlandia! Uhibbukum for the sake of Allah Ta’ala.

Oleh: Zulkarnain Afriandi (PPI Finlandia) – Mahasiswa Dept. Industrial Engineering & Management, University of Oulu

Oulu River – Summer
Univ. Oulu
Spring Oulu
Fajar Oulu

Tinggalkan komentar